Minggu, 19 April 2009

PENULISAN UNSUR SERAPAN

Bahasa Indonesia dalam pengembangannya menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Berdasarkan taraf integrasinya unsure pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua golongan besar :
1. Pertama, unsure asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti : team, shuttle cock, I’expoitation de I’homme. Unsure-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2. Kedua, unsure pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kata pungut (juga kata serapan atau kata pinjam) adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Di bawah ini disajikan daftar kata-kata Arab dalam bahasa Indonesia berikut dengan bentuk dan ejaan aslinya.
Kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Untuk jelasnya kita ikuti saja contoh-contoh berikut ini:
Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
abad, musyawarah, barakah, kitab, abadi, adil, kuliah, ziarah, nafas, hikayat, dan lain sebagainya.
Lafalnya berubah, artinya tetap
berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
kabar dari kata khabar
lafal dari kata lafazh
makalah dari kata maqalatun
masalah dari kata mas-alatuna
mungkin dari kata mumkinun
rezeki dari kata rizq
Nama2 hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jum'at dan Sabtu
Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula
logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna pendapat hokum.
Lafalnya benar, artinya berubah
adil ( `ādil)
akhlak ( akhlāq)
dahsyat ( dahsha)
umur ( `umr) – usia
Bahasa Portugis masuk ke Indonesia bersamaan dengan datangnya para penjelajah Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara (Malaka dan Maluku) untuk mencari rempah-rempah. Kedatangan para penjelajah itu kemudian berubah menjadi usaha kolonisasi atau penjajahan untuk menguasai sumber rempah-rempah yang harganya sangat mahal di Eropa.
Beberapa kata Portugis yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah :
arloji (relogio)
baju (baixo) : istilah Portugis zaman dahulu yang berarti "bawahan"
bendera (bandeira)
bola (bola)
boneka (boneca)
gereja (igreja)
jendela (janela)
kemeja (camisa)
palsu (falso))


PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Saya suka makan nasi.
Marilah kita mengehingkan cipta.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya :
Irwan S. Gatot George W. Bush
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
DR. (Doktor) S.E. (Sarjana Ekonomi) Ny. (Nyonya)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
Dll. (dan lain-lain) Tgl. (tanggal) Dsb. (dan sebagainya)
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, iktisar, atau daftar.
Misalnya :
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
(tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf tersebut merupakan yang terakhir dalam suatu deretan angka atau huruf).
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara, Weltevreden: Balai Poestaka.
8a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
8b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang tediri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga-lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
Misalnya:
UUD (UNdang-Undang Dasar)
WHO (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel. Dan sebagainya.
Misalnya:
52 cm Rp 350,00 l (liter)
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya :
Jalan Diponegoro 82 Yth. Sdr. Moh. Hasan
Jakarta Jalan Arif 43
1 April 1991 Palembang

B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Misalnya:
Kalau hari ini hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk meisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya :
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh, karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, dan akan tetapi.
Misalnya:
………Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
………Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu? Wah, bukan main!
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Kara-mengarang (Yogyakarta; UP Indonesia, 1967), hlm 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
C. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan ankga.
Misalnya:
12,5 m Rp 12,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.


Kata Depan di, ke, dan dari
Kata Depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang ?
Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini?
Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
Mari kita berangkat ke pasar.
Saya pergi ke sana sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.

Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966.
Bawa kemari gambar itu.
Kemarikan buku itu.

Kata Sandang
Kata sandang atau artikula adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, contohnya adalah si, sang, dan kaum. Kata sandang bisa digunakan untuk mendampingi kata benda dasar, nomina yang terbentuk dari verba, pronomina, atau verba pasif. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.